harian44, Jakarta - Ahli geologi telah berhasil mengaitkan
aktivitas vulkanik kuno dengan jejak geokimia yang ditemukan dalam sampel
batuan di sepanjang pantai Yunani.
Menurut dari sebuah studi baru yang diterbitkan pada
pekan ini dalam jurnal Nature Geoscience, adanya sebuah cincin busur gunung
berapi kuno yang eksplosif dan meletus sekitar 45 juta tahun silam ada menyumbang
batuan purba yang teroksidasi.
Para peneliti berhipotesis bahwa cairan dari beberapa batuan
samudera yang mengalami subduksi dapat menjelaskan oksidasi yang ditemukan pada
batuan yang terbentuk seperti busur gunung berapi.
Untuk menguji hipotesis mereka, para ilmuwan telah mulai mencari
tanda sumber cairan geokimia yang ada di dalam kerak samudera kuno yang
terletak di Pulau Sifnos, Yunani. Adanya Cairan pengoksidasi yang telah mempengaruhi
komposisi isotop besi yang ditemukan di kristal garnet besar.
" Garnet kimia dan zonasi isotop besi dapat mendukung
gagasan yang menyatakan bahwa batuan ini melepaskan cairan pengoksidasi selama
subduksi," Ethan Baxter, profesor ilmu bumi dan lingkungan, mengatakan bahwa
dalam rilis berita seperti dikutip dari UPI.com, Rabu (30/10/2019). " Kami juga telah menemukan 'sidik jari'
sumber cairan pengoksidasi di zona subduksi tersebut. "
Pengukuran tersebut menunjukkan bahwa telah masuknya
cairan pengoksidasi dari subduksi kerak samudera, yang memicu oksidasi bebatuan
yang dihasilkan oleh busur gunung berapi dari sekitar 45 juta tahun lalu. Untuk
ke depannya, para ilmuwan juga telah berharap agar bisa mengetahui apa yang
menyebabkan cairan teroksidasi.
" Cairan pengoksidasi ini telah membawa agen
tertentu yang mampu mengoksidasi batu yang dimasuki mereka," imbuh Baxter.
" Contoh yang paling umum adalah dimana adanya cairan pengoksidasi yang
menyebabkan segala benda mengandung zat besi berkarat.
Gunung Berapi Purba Ditemukan di Bawah Benua Australia

Sebuah lanskap menyatakan bawah tanah kuno, yang telah ' dihuni
' gunung berapi purba, telah ditemukan di bawah benua Australia. Posisinya terletak
tersembunyi membuat lokasi ini sukar didapati.
Tim penjelajah gabungan dari University of Adelaide serta
University of Aberdeen di Skotlandia telah mengungkap sekitar 100 gunung berapi
purba yang terkubur jauh di dalam Cekungan Cooper-Eromanga.
Basin tersebut, yang terletak di sudut timur laut
Australia Selatan dengan sudut barat daya Queensland, adalah wilayah penghasil
minyak dan gas darat terbesar yang ada di Negeri Kanguru.
Namun, terlepas dari 60 tahun lalu setelah eksplorasi dan
produksi minyak bumi di Australia, keberadaan aktivitas dari vulkanik di sana
rupanya tidak pernah terdeteksi.
Para peneliti kemudian menggunakan beberapa teknik
pencitraan bawah untuk mengidentifikasi sejumlah besar kawah vulkanik dan
aliran lava, serta ruang magma yang menghidupi gunung-gunung ini.
Periset telah mengungkapkan bahwa untuk gunung berapi
yang tumbuh pada periode Jurassic, yang berkisar antara 180 dan 160 juta tahun
yang lalu, terkubur jauh di bawah ratusan meter di dalam bebatuan berlapis.
Padahal, Cekungan Cooper-Eromanga yang sekarang sudah
kering dan juga telah tandus. Para ilmuwan mengatakan ada mengatakan bahwa, di
masa Jurassic, ada kawah dan celah yang memuntahkan abu dan lava panas ke
udara.
Kawah dan juga celah tersebut dikelilingi oleh jaringan
saluran sungai dengan danau besar dan rawa-rawa batu bara.
" Saat sebagian besar aktivitas vulkanik di Bumi
terjadi pada batas lempeng tektonik, atau juga ada di bawah lautan Bumi,
Jurassic World ini justru berkembang di dalam benua Australia, " kata
co-author Associate Professor Simon Holford, dari University of Adelaide.
" Penemuan yang kali ini kian meyakinkan kami bahwa
masih banyak dunia vulkanik yang mungkin berada di bawah permukaan Australia,
yang kurang dieksplorasi dan belum ditemukan," imbuhnya, seperti dikutip
dari News.com.au, Kamis, 15 Agustus 2019.